Ny. Ani, 25 tahun, dating ke poliklinik dengan
keluhan tidak haid sampai 4 bulan. Riwayat menarke 3 tahun dan memiliki siklus
haid 29-31 hari.
A.
KATA
SULIT
Menarke
Usia gadis
remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid ( winjonksastro :2007 )
Pembentukan atau
permulaan fase menstruasi ( Dorland : 1998 )
Haid
Perdarahan
secara periodic dan siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan ( deskuamasi
) endometrium ( winjonksastro :2007 )
Sekret
fisiologik darah dan jaringan mukosa serta bersiklus yang melalui vagina dari
uterus tidak hamil dibawah pengendalian hormone daripada keadaan normal dan
pada keadaan normal tidak timbul kembali , biasanya dalam interval setiap 4
minggu, kecuali selama masa kehamilan dan laktasi selama reproduktif ( pubertas
– menopause ) (Dorland : 1998 ).
B.
KATA
KUNCI
Ø Wanita
25 tahun (Ny)
Ø Tidak
haid 4 bulan
Ø Menarke
13 tahun
Ø Siklus
haid 29-31 hari
C.
PERTANYAAN
1. A. Sebutkan organ-ogan yang berperan dalam
siklus haid?
B. Bagaimana fisiologi haid ?
C. Hormone yang berperan dalam siklus haid ?
D. Histologi ?
2. Apa
yang dimaksud dengan aminorea ?
3. Sebutkan
etiologi tidak haid?
4. Keadaan
patologis yang menyebabkan wanita tidak haid ?
5. Jelaskan
perubahan anatomi dan fisiologi akibat kehamilan ?
6. Jelaskan
proses kehamilan?
7. Keluhan
– keluhan yang sering ditamukan pada kehamilan ?
8. Langkah
– langkah diagnostic ?
9. DD
?
10. Penatalaksanaan
terkait kasus kehamilan ?
11. Hubungan
menarke 13 tahun dengan tidak haid ?
D.
PEMBAHASAN
1.
A. Ogan yang berperan dalam siklus haid
·
Hypothalamus
Pada siklus haid
hypothalamus memacu kelenjar hipofisis dengan menyekresi gonadotropin-relasing hormone (GnRH) suatu deka-peptide yang
disekresi secara pulsatil oleh hypothalamus.
·
Hipofisis Anterior
Hipofisis anterior pada
siklus haid menghasilkan follicle-stimulating
hormone (FSH) yang merupakan hormone glikoprotein yang memacu pematangan
folikelselama fase folikular dari siklus. FSH membantu hormone LH memacu
sekresi hormone steroid, terutama estrogen oleh sel granulose dari folikel
matang.
·
Ovarium (indung telur)
Perempuan
pada umumnya mempunyai dua indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung
ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan. Ovarium berukuran
kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4cm, lebar
dan tebal kira-kira 1,5cm. Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan
mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut
saraf untuk ovrium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya menuju ke
atas dan belakang, sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang
dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat dengan uterus
dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung
novarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii
proprium tempat ditemukannya jaringan otot yng menjadi satu dengan jaringan
otot di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari
gubernakolum. Struktur ovarium terdiri atas korteks dan medulla. Folikel de
Graaf yang matang terdiri atas (1)ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter
0,1 mm yang mempunyai nucleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan
satu nucleolus pula; (2) stratum granulosum, yaitu terdiri atas sel-sel
granulose, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan
mengelilingi ovum: pada perkembangan lebih lanjut, ditengahnya terdapat suatu
rongga berisi liquor follikuli; (3) teka interna suatu lapisan yang melingkari
stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil daripada sel granulose; (4) teka
eksterna, diluar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.
·
Tuba Fallopi
Tuba
fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di
dinding uterus; (2) pars ismika, mmerupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya; (3) pars ampullaris, yaitu bagian yang terbentuk sebagai saluran
agak lebar,tempat konsepsi terjadi; (4)infundibulum yaitu bagian ujung tuba
yang terbuka kea rah abdomen dan mempunyai fimbria. Bagian luar tuba diliputi
oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot
dinding tuba terdiri atas (dari luar kedalam) otot longitudinal dan otot
sirkular. Lebih kedalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan
sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan
telur atau hasil konsepsi kea rah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh
getaran rambut getar tersebut.
·
Uterus
Uterus
berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng kearah depan
belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dinding terdiri
atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25
cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. letak uterus dalam keadaan
fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks kedepan dan membentuk sudut dengan
vagina, sedangkan korpus uteri kedepan dan membentuk sudut dengan serviks
uteri). Uteri terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri ; (3) serviks
uteri. Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal. Disitu kedua tuba fallopi
masuk ke uterus. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada
kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang.
Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim).
Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan
porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada
diatas vagina. Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis.
Saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel
torakbersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks
bagian dalam disebut ostium uteri internum . Pintu vagina disebut ostium uteri
eksternum. Lapisan otot polos uterus disebelah dalam berbentuk sirkular dan
disebelah luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua lapisan itu terdapat
lapisan otot oblik berbentuk anyaman. Uterus sebenarnya terapung-apung dalam
rongga pelvis, tetapi terfiksasi dengan baik oleh jaringan ikat dan ligamentum yang
menyokongnya. Diantaranya:
Ø Ligamentum
cardinal (mackenrodt) kiri dan kanan
Ø Ligamentum
sakro uterine kiri dan kanan
Ø Ligamentum
rotundum kiri dan kanan
Ø Ligamentum
latum kiri dan kanan
Ø Ligamentum
infundibulo-pelvikum kiri dan kanan.
Ismus
adalah bagian uterus antara serviks dan korpus uteri, diliputi oleh peritoneum
viserale yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau digerakkan didaerah plika
vesikouterina.
·
Vagina (liang
kemaluan/liang senggama)
Vagina menghubungkan
genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus vaginae tertutup pada
hymen (selaput darah), suatu lipatan selaput setempat. Arahnya sejajat dengan
arah dari pinggir atas simfisis kepromontorium. Dinding depan dan belakang
vagina berdekatan satu sama lain masing-masing panjangnya berkisar antara 6-8
cm dan 7-10 cm. bentuk vagina berlipat-lipat disebut rugae. Ditengah-tengahnya
ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Lipatan-lipatan ini
memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan fungsi sebagai
bagian lunak jalan lahir. Epitel vagina terdiri dari epitel gepeng tidak
bertanduk, dibawahnya terdapt jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh
darah. Bagian dalamnya terdiri atas muskulus sirkularis dan bagian luarnya
muskulus longitudinalis . bagian atas vagina berasal dari duktus mulleri,
sedangkan bagian bawahnya dibentuk oleh sinus urogenitalis. Disebelah depan,
dinding vagina berhubungan dengan uretra dan kandung kemih yang dipisahkan oleh
jaringan ikat biasa disebut septum vesikovaginalis. Disebelah belakang,
diantara dinding vagina bagian bawah dan rectum terdapat jaringan ikat disebut
septum rektovaginalis. Seperempat bagian atas dinding vagina belakang terpisah
dari rectum oleh kantong rektouterina yang biasa disebut kavum douglasi.
Dinding kanan dan kiri vagina berhubungan dengan muskulus levator ani. Dipuncak
vagina dipisahkan oleh serviks, terbentuk vorniks anterior, posterior, dan
lateralis kiri dan kanan.
B. Fisiologi haid
Siklus haid dapat dipahami dengan baik
dengan membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, saat
ovulasi, dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormone sepanjang siklus
haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormone
steroid dan hormone gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negative
terhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negative
jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat
utama umpan balik terhadap hormone gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus.
Tidak lama setelah haid mulai, pada fase
follikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat.
Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormone
steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen meningkat,
dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya
sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia.
Pada waktu ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya
membantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada
fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukkan bahwa folikel yang
telah masak itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan folikel berakhir
setelah kadar estrogen dalam plasma jelas meninggi. Estrogen pada mulanya
meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Ini
memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan lonjakan LH (LH-surge)
pada pertengan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu
menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya LH
tersebut belum jelas. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun
dan mungkin inilah yang menyebabkan perubahan morfologik pada folikel. Mungkin
pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negative yang pendek dari LH
terhadap hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya
ovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setelah lonjakan LH. Pada manusia
biasanya hanya satu folikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya
bukan oleh karena meningkatnya tekanan dalam folikel, tetapi oleh
perubahan-perubahan degenerative kolagen pada dinding folikel, sehingga ia menjadi
tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa itu.
Pada fase luteal, setelah ovulasi,
sel-sel granulose membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning
(lutein); folikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulose
juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi. Luteinized
granulose cells dalam korpus luteum itu membuat progesteron banyak, dan luteinized
theca cells membuat pula estrogen yang banyak, sehingga kedua hormone ini
meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari setelah ovulasi korpus
luteum mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya
kapiler-kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron dan estrogen.
Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon
gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsi sendiri (autonom). Namun,
akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya korpus luteum, diperlukan sedikit
LH terus-menerus. Steroidegenesis pada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme
degenerasi korpus luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui. Empat
belas hari setelah ovulasi terjadi haid. Pada siklus haid normal umumnya
terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh variasi dalam fase
folikuler. (Wiknjosastro, 2007 : 104-107)
C. Hormone yang berperan dalam siklus haid
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah:
a.
Hormon pelepas
Hormon Luteinisasi (LHRH)
Sebutan LHRH didasarkan pada khasiat biologisnya, disebut
juga GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) karena mampu memicu sintesis maupun
pelepasan kedua jenis gonadotropin LH dan FSH.
b.
Hormon pelepas
Tirotropin (Thyrotropin Releasing Hormone)
Hormon ini dihasilkan di hipotalamus serta di
bagian-bagian lain otak, dan disekresikan ke dalam pembuluh-pembuluh portal.
Hormone tersebut bekerja pada sel-sel hipofisisanterior untuk merangsang
produksi baik hormon perangsang tiroid (Thyroid stimulating Hormone, TSH)
maupun prolaktin. Hal ini menerangkan mengapa kadar prolaktin sering meningkat
pada penderita-penderita dengan hipothyroidisme primer adalah karena
meningkatnya keluaran TRH.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipofisis
anterior adalah:
a.
Hormon Perangsang
Folikel (Follicle Stimulating Hormone)
Terhadap ovarium, FSH bertanggung jawab hanya untuk
pematangan folikel sampai tahap folikel tersier saja. Disamping itu, FSH juga
ikut memicu sintesis steroid seks di ovarium.
b.
Hormon Luteinisasi
(Luetinizing Hormone, LH)
Steroid seks yang dikeluarkan oleh ovarium ke dalam
sirkulasi darah berasal dari teka interna, yang meliputi androstendion,
testosteron, dan dehidrotestosteron. Sedangkan estradiol selain dibuat di dalam
sel-sel teka interna juga dibuat di dalam sel-sel granulosa. Sintesis
steroid-steroid ini dimulai di sel-sel teka. Dari berbagai androgen, ternyata
androstendionlah ang paling banyak dipakai sebagai pembakal estrogen.
Dibawah pengaruh LH, androstendion dimetabolisasi di
dalam sel-sel teka, sedangkan androgen lainnya masuk ke dalam sel-sel granulosa.
FSH merangsang aromatisasi, sehingga zalir folikiel cukup mengandung estradiol.
Pada satu pihak, estradiol terlihat merangsang sintesis reseptor FSH di dalam
granulosa, tetapi ada pihyak lain estradiol dan FSH tersebut secara sinergis
mempengaruhi proliferasi dan biosintesis dari sel-sel granulosa itu sendiri.
c.
Hormon Perangsang
Thyroid (Thyroid Stimulating Hormone, TSH)
TSH merupakan hormon glikoprotein dengan subunit α nya
yang sangat mirip dengan yang ada pada LH, FSH dan hCG. TSH bekerja dengan
mengikat membran sel tiroid dan merangsang sintesis hormon-hormon tiroid.
d.
Prolaktin
Sel penghasil prolaktin adalah laktotrof. Hormon ini
dijumpai dalam plasma wanita dan pria normal, zalir-zalir tubuh lain, seperti
zalir amnion, air susu, semen, lekosit, getah serviks dan zalir serebrospinal.
Prolaktin merupakan hormon penting untuk menyusui
anaknya. Bersama dengan hormon lain PRL membatu pertumbuhan payudara serta
permulaan dan pengekalan sekresi air susu.
Steroid Seks (Estrogen, Progesteron, dan Androgen) pada
Ovarium
a.
Estrogen
Khasiat biologis utama dari estrogen adalah sebagai
perangsang sintesis DNA melalui RNA, pembentuk utusan RNA, sehingga terjadi
peningkatan sintesis protein.
Pada endometrium estradiol memicu proliferasi endometrium
dan memperkuat kontraksi otot uterus. Pada serviks, sawar yang terutama
menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam uterus adalah gerak serviks yang
kental. Produksi estradiol yang kian meningkat pada fase folikuler akan
meninggikan sekresi getah serviks dan mengubah konsentrasi getah pada saat
ovulasi menjadi encer dan bening, sehingga memudahkan penyesuaian, memperlancar
perjalanan spermatozoa dan meninggikan kelangsungan hidupnya. Pada vagina
estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan produksi getah dan
meningkatkan kadar glikogen, sehingga terjadi peningkatan produksi asam laktat
oleh bakteri Doderlein. Nilai ph menjadi rendah dan memperkecil kemungkinan
terjadinya infeksi. Pada ovarium memicu sintesis selain reseptor FSH di dalam
sel-sel granula, reseptor LH di sel-sel teka. Selain itu estradiol juga
mengatur kecepatan pengeluaran ovum dan mempersiapkan spermatozoa dalam
genetalia wanita agar dapat menembus selubung ovum.
b.
Progesteron
Progesteron mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan,
sehingga merupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi. Semua khasiat
progesteron terjadi karena ada pengaruh estradiol sebelumnya, karena estradiol
mensintesis reseptor untuk progesteron.
Pada endometrium progesteeron menyebabkan perubahan
sekretorik. Perubahan ini mencapai puncaknya pada hari ke-22 sklus haid normal.
Bila mana progesteron terlalu lama mempengaruhi endometrium, maka akan terjadi
degenerasi endometrium, sehingga tidak cocok lagi utnuk menerima nidasi. Pada
serviks dibawah pengaruh progesteron selama fase luteal, jumlah getah serviks
berkurang dan molekkul-molekul besar membentuk jala tebal, sehhingga merpakan
sawar yang tidak dapat dilintasi spermatozoa. Bersamaan dengan itu, porsio dan
serviks menjadi sangat sempit, getah serviks menjadi kental dan daya membenang
menghilang. Pada miometrium progesteron menurunkan tonus miometrium sehingga
kkntraksii berjalan lambat. Dalam kehamilan khasiat ini bermanfaat karena
membuat uterus menjadi tenang.
Peningkatan suhu basal badan segera setelah ovulasi disebabkann
oleh adanya khasiat termogenic dari progesteron terhadap pusat pengaturan panas
di hipothalamus. Perubahan itu terjdai melalui peningktan sekresi norepinefrin
yang timbul sekunder akibat meningkatnya kadar progesteron plasma yang mencapai
kadar 4 ng/ml.
c. Androgen
Merupakan
hormone steroid dan dibentuk oleh ovarium khususnya sel – sel stroma. Androgen
yang terbentuk pada seorang wanita merupakan pembakal untuk pembentukan
estrogen. Pada wanita sepertiga samapi setengah dari androstendion dibentuk oleh
ovarium dan sisanya oleh adrenal.
D. Histologi
2.
Definisi
aminorea
Amenorea
adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause.
3.
Etiologi
tidak haid
Siklus
menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus-hipofisi-aksis
indung telur serta organ reproduksi yang sehat (lihat artikel menstruasi).
Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu :
Amenorea
primer
Amenorea primer adalah keadaan
tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi
pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi.
Amenorea
sekunder
Amenorea sekunder berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid
tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.atau dapat pula dikatakan bahwa tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus
atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa.
Secara umum Amenorhae disebabkan oleh :
Kompartemen I : kelainan terletak
pada organ target uterus atau outflow tract
Kompartemen II : kelainan pada
ovarium.
Kompartemen III : kelainan pada
pituitri anterior
Kompartemen IV : kelainan pada
sistem syaraf pusat (hipotalamus).
Penyebab
tersering dari amenorea primer adalah:
·
Pubertas terlambat
·
Kegagalan dari fungsi
indung telur
·
Agenesis uterovaginal
(tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
·
Gangguan pada susunan
saraf pusat
·
Himen imperforata yang
menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita
memiliki rahim dan vagina normal
Penyebab
terbanyak dari amenorea sekunder adalah:
kehamilan, setelah kehamilan,
menyusui.
Penyebab lainnya adalah:
·
Stress dan depresi
·
Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan
berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
·
Gangguan hipotalamus dan hipofisis
·
Gangguan indung telur
·
Obat-obatan
·
Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
4.
Keadaan
patologis yang menyebabkan wanita tidak haid
Gangguan uterus
1. Agenesis
duktus Mulleria
2. Sindrom
insensitivitas androgen
3. Endometritis
tuberkulosa
Gangguan
ovarium
1. Sindroma
turner
2. Premature
ovarium failure
3. Sindroma
ovarium resisten gonadotropin
4. Sindroma
sweyer
Gangguan hipofisis
1. Adenoma
hipofisis sekresi prolaktin
2. Empty
sella syndrome
3. Syndrome
Sheehan
G.angguan pada hypothalamus
1. Anoreksia
nervosa
2. Bulimia
3. Sindroma
kallmann
5.
Perubahan
anatomi dan fisiologi akibat kehamilan
Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide/kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide/kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina
/ vulva.
Terjadi
hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
Sistem respirasi.
Kebutuhan
oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial
-> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada
(chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru
(functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem gastrointestinal
Estrogen
dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi,
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat
peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi
muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis
gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan
fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK
maternal, meliputi :
·
retensi
cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
·
anemia
relatif
·
akibat
pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
·
tekanan
darah arterial menurun
·
curah
jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
·
volume
darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
·
volume
plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
·
penambahan
curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
·
penambahan
/ retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW /
total body water
·
Terjadi
aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk pelepasan
mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
·
Terjadi
penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan osmolalitas plasma,
sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil. Terjadi peningkatan volume
plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar
hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai
20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces
tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi
fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit
melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3,
tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan.
Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap
darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn
karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Traktus
urinarius
Ureter
membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai
60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus,
menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin,
urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit Peningkatan aktifitas melanophore stimu-lating hormon menyebabkan
perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara,
linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
6.
Proses
kehamilan
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1)
Pembuahan /
fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih / spermatozoa
pria.
2)
Pembelahan
sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3)
Nidasi /
implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal
: implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4)
Pertumbuhan
dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan dipengaruhi
berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, human
somatomammotropin, prolaktin dsb. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah
hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi
kadarnya selama kehamilan.
Terjadi perubahan juga
pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi DAN organ-organ sistem
tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan hormonal
tersebut.
Tahap awal perkembangan manusia diawali
dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang matang
yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.
Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan
akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan
perkembangan menjadi embrio.
1)
Proses Pembentukan Janin
a.
Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke
sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus
seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan
yatim, 1990).
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap
yaitu :
-
Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis
berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
-
Spermatogonia
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat
melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer.
-
Spermatosit Primer
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada
inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel
anak, yaitu spermatosit sekunder.
b.
Tahapan Meiois
Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis,
sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti
dengan meiosis II. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel
benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap.
c.
Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan
membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari
spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23
pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari:
a)
Kepala (caput), tidak hanya
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga
ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah
fertilisasi ovum.
b)
Leher (servix), menghubungkan
kepala dengan badan.
c)
Badan (corpus),
bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.
d)
Ekor (cauda), berfungsi untuk
mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
2)
Oogenesis
a.
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam
ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
b.
Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex
ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial
berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak,
tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya
terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
c.
Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang
kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom.
Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
d.
Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf
mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum
membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena
mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih
kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis
pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan
polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap
kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid
yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang
lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah
kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.
e.
Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila
kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua
atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
f.
Fertilisasi
Keajaiban awal mula kehidupan diawali dengan bertemunya
sel sperma dan sel telur di saluran tuba. Hanya 1 sperma yang mampu memasuki
sel telur dan membuahinya. Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit
sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi
segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat
memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel
granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.
Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona
pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata,
berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma
maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa
tertentu,sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung. Pada sperma, bagian
kromosom mengeluarkan:
-
Hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid
pada korona radiata.
-
Akrosin
Protease yang dapat menghancurkan
glikoprotein pada zona pelusida.
-
Antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder
sehingga sperma dapat melekat pada oosit
sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel
granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang
menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya
penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit
sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis
II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.
3)
Perkembangan Janin di Rahim
Permulaan masa embriogenik
Embrio :
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2
tahap yaitu :
a)
Fase Embrionik yaitu fase
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali
dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh
induk betina.
b)
Fase fertilisasi adalah
pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote.
Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot akan ditanam
(diimplantasikan) pada endometrium uterus
c)
Ada 3 tahapan fase embrionik
yaitu :
Morula
-
Hasil pembelahan zygot tersebut
berupa sekelompok sel yang sama besarnya seperti buah arbe. Morula adalah suatu bentukan sel sperti buah
arbei (bulat) akibatØ
pembelahan sel terus menerus secara mitosis. Dan keberadaan antara satu dengan
sel yang lain adalah rapat.
-
Morulasi yaitu proses
terbentuknya morula
Blastula
-
Blastula adalah bentukan
lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. bentuk ini kemudian
disebut blastosit.
-
Bentuk blastula ditandai dengan
mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
-
Di dalam blastula terdapat
cairan sel yang disebut dengan Blastosoel yang dikeluarkan oleh tuba fallopii.
-
Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula.
Pada stadium ini terbentuk sel-sel
yang membentuk dinding BlastulaØ dan akan
membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai
kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapisan Endometrium (
lapisan paling dalam dari Rahim ).
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di
oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke
dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di
dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan
pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.
Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi
atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi
(Yatim, 1990: 136). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel
bagian dalam. Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang
akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk
tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel
trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna
serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian
dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang
lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan
membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran
kehamilan. Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses
transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama
embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran
melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang
pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas
merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan
calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut
simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak
menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).
Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai
dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15.
Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada
gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan
sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu.
Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat
untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem
organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan
endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah
luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi
pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di
dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh
individu dari spesies yang bersangkutan.
Tubulasi
Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan
gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk
alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri
sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu
notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses
differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada
pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika
tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada
daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan
bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada
bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah
dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk
menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot
visera, rangka dan alat urogenitalia.
Organogenesis
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh
pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari
masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a)
Lapisan Ektoderm akan
berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit),
rambut dan alat indera.
b)
Lapisan Mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis
dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c)
Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh
embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a)
Lapisan mesoderm dengan lapisan
ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.
Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk
primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki
bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir
minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk
yang selanjutnya embryo disebut fetus.
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi
transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive
sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk
yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian
secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada
periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak
(karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu.
Organogenesis pada bumbung-bumbung:
1.
Bumbung epidermis Menumbuhkan:
-
Lapisan epidermis kulit, dengan
derivatnya yang bertekstur (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk,
cula, taji.
-
Kelenjar-kelenjar kulit:
kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar
air mata.
-
Lensa mata, alat telinga dalam,
indra bau dan indra peraba.
-
Stomodeum menumbuhkan mulut,
dengan derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra
pengecap.
-
Proctodeum menumbuhkan dubur
bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
-
Lapisan enamel gigi.
2.
Bumbung endoderm
-
Lapisan epitel seluruh saluran
pencernaan mulai faring sampai rectum.
-
Kelenjar-kelenjar pencernaan
misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dlam
esophagus, gaster dan intestium.
-
Lapisan epitel paru atau
insang.
-
Kloaka yang menjadi muara
ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus
genitalis).
-
Lapisan epitel vagina, uretra,
vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.
3.
Bumbung neural (saraf)
-
Otak dan sumsum tulang
belakang.
-
Saraf tepi otak dan punggung.
-
Bagian persyarafan indra,
seperti mata, hidung dan kulit.
-
Chromatophore kulit dan
alat-alat tubuh yang berpigment.
4.
Bumbung mesoderm
-
Otot:lurik, polos dan jantung.
-
Mesenkim yang dapat
berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
-
Gonad, saluran serta
kelenjar-kelenjarnya.
-
Ginjal dan ureter.
-
Lapisan otot dan jaringan
pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica musclarismucosa dan
serosa) berbagai saluran dalam tubh, seperti pencernaan, kelamin, trakea,
bronchi, dan pembuluh darah.
-
Lapisan rongga tubuh dan
selaput-selaput berbagai alat: plera, pericardium, peritoneum dan mesenterium.
-
Jaringan ikat dalam alat-alat
seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.
-
Lapisan dentin, cementum dan
periodontum gigi, bersama pulpanya.
Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm. Pada saat ini
otak berkembang sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat besar. Pada minggu
ke 6 embrio berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar daripada badan yang sudah
mulai lurus, jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7 embryo berukuran 18 mm,
jari tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai memanjang dan lurus, genetalia
eksterna belum dapat dibedakan. Setelah tahap organogenesis selesai yaitu pada
akhir minggu ke 8 maka embrio akan disebut janin atau fetus dengan ukuran 30
mm. Pertumbuhan dan perkembangan manusia Setelah peristiwa fertilisasi, zygote
akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada
dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses
fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang
disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang
terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. HCG membuat hormon keibuan untuk
mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh
selaput-selaput yaitu :
a)
Amnion yaitu selaput yang
berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi
untuk melindungi embrio dari guncangan.
b)
Korion yaitu selaput yang
terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding
utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
c)
Alantois yaitu selaput terdapat
di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap.
Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari
makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
d)
Sacus vitelinus yaitu selaput
yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya
pembuluhdarah yang pertama.
Janin
Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam
tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau
diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana
dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa. Tahapan perkembangan pada masa
embrio Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang pentingü seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang
berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm. Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah
terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio
berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram. Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm. Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi). Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi). Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina. Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram. Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram. Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm. Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi). Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi). Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina. Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram. Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.
7.
Keluhan
– keluhan yang sering ditamukan pada kehamilan
1. Aminorea
2. Pembesaran
uterus
3. Kontraksi
usus pada palpasi (Braxton-hicks)
4. Teraba/terasa
gerakan janin pada palpasi
5. Mendengar
denyut jantung janin
6. USG
7. Perubahan
serviks uteri
8. Suhu
basal badan meningkat
9. Tes
urin B-hCG (+)
10. Mual
muntah, dll
8.
Langkah
– langkah diagnostic
Anamnesis
·
Keluhan utama
Keluhan utama adalah hal-hal yang berkaitan dengan
kehamilan, yang dirasakan dan dikemukan oleh ibu hamil kepada pemeriksa.
·
Identitas ibu.
Identitas yang ditanyakan adalah nama ibu, nama suami,
alamat lengkap.
·
Hal-hal yang
berkaitan dengan fungsi reproduktif.
Pertanyaan ini meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan
dengan faktor resiko, yaitu umur ibu, paritas, Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) lama haid, siklus haid dan jenis kontrasepsi yang digunakan (kalau ibu
tersebut peserta KB).
·
Hal-hal yang
berkaitan dengan kehamilan sekarang.
Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang yaitu
berhubungan dengan gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat perkembangan
kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis).
Pemeriksaan
fisik diagnostik
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari
anamnesis. Pemeriksaan ini meliputi:
a.
Berat badan,
Lingkar Lengan Atas (LLA) dan tinggi badan.
Berat ibu semasa hamil harus bertambah rata-rata
0,3-0,5 Kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda ± 1 Kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 Kg. Pada akhir kehamilan berat badan meningkat, maka
perlu difikirkan adanya resiko (bengkak, kehamilan kembar, anak besar).
b.
Tekanan darah,
nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh.
Tekanan darah tinggi pada kehamilan merupakan resiko.
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah
meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih diatas normal, dan/atau diastolic
15 mmHg atau lebih diatas normal, kelainan ini dapat berlanjut menjadi
preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat. Nadi yang normal
adalah 80/menit. Bila nadi lebih dari 120/ menit, maka hal ini menujukkan
adanya kelainan. Sesak nafas ditandai dengan frekwensi pernafasan yang
meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah. Bila hal ini timbul setelah
melakukan kerja fisik (berjalan, tugas sehari-hari), maka kemungkinan terdapat
penyakit jantung. Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50c dikatakan demam,
berarti ada infeksi dalam kehamilan. Hal ini merupakan penambahan beban bagi
ibu dan harus dicari penyebabnya.
c. Melihat
apakah ada pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut) dengan cara mempalpasi.
d. Memastikan
apakah ada kontraksi uterus pada saat palpasi.
e. Melakukan
pengukuran apakah terjadi peningkatan kurva suhu badan.
f. Memastikan
terabanya bagian tubuh janin pada palpasi.
g. Memastikan
apakah ada perubahan serviks uteri (Chadwick/Hegar sign).
h. Melihat apakah
terdapat perubahan payudara
·
Pemeriksaan
ginekologik
umumnya dapat
diketahui adanya berbagai ginatresi, adanya aplasia vagina, keadaan klitoris,
aplasia uteri, adanya tumor, ovarium dan sebagainya.
Pemeriksaan penunjang
1)
Pemeriksaan hCg
2)
Pemeriksaan USG. Untuk
melihat janin
Apabila pemerikasaan
klinik tidak memberikan gamabaran yang jelas mengenai sebab amnorea, maka dapat
dilakukan pemeriksaan-pemerikasaan sebagai berikut
1.
Pemeriksaan
foto rontgen dari thoraks terhadaptuberkolosis pulmonaldan dari sella tursika
untuk mengetahui apakah ada perubahan pada sella tersebut
2.
Pemeriksaan
sitologi vagina untuk mengetahui adanya estrogen yang dapat dibuktikan berkat
pengaruhnya.
3.
Tes
toleransi glukosa untuk mengetahui adanya DM
4.
Pemeriksaan
mata untuk mengetahui keadaan retina dan luasnya lapangan visus jika adan
kemungkinan tumor hipofise
5.
Kerokan
uterus untuk mengetahui keadaan endometrium dan untuk mengetahui adanya
endometritis tuberkolosa
6.
Pemeriksaan
metabolism basal ataujika ada fasilitasnya, pemerikasaan T3 dan T4 untuk
mengetahui fungsi glandula tiroidea
Pemeriksaan-pemeriksaan yang memerlukan
fasilitas khusus
1.
Laparoskopi
Denganlaparoskopi dapat diketahui adanya
hipoplasia uteri yang berat, aplasia uteri, disgenesis ovarium, tumor ovarium,
ovarium polikistik
2.
Pemerikasaan
kromatin seks untuk mengetahui apakah secara genetic seorang awanita.
3.
Pembuatan
kariogram dengan pembiakan sel-sel guana mempelajari hal ihwal kromosom, antara
lain apabila fenotipe tidak sesuai dengan genotype
4.
Pemeriksaan
kadar hormone
Diatas sudah disebutkan pemeriksaan T3
dan T4 untuk mengetagui fungsi glandula tiroidea. Selain itu
pemeriksaan-pemeriksaan kadar FSH, Lh, estrogen, prolaktin.
9.
Penyakit
terkait dengan kasus
Penyakit-penyakit
yang bisa menyebabkan aminore
1. Amenorea
secara fisiologis yakni yang terdapat dalam masa sebelum pubertas, masa
kehamilan, masa laktasi, dan sesudah menopause.
2. Amenorea
patologik
Dibawah ini mencakup klasifikasi
sebab-sebab pada amenorea primer dan amenorea sekunder.
a. Gangguan
organik pusat (tumor,radang dan destruksi)
b. Gangguan
kejiwaan
1. Syok
emosional
2. Psikosis
3. Anoreksia
nervosa
4. Pseudosiesis
c. Gangguan
poros hipotalamus-hipofisis
1. Sindrom
amenorea –galaktorea
2. Sindrom
Stein- Leventhal
3. Amenorea
hipotalmik
d. Ganggua
Hipofisis
1. Sindrom
Sheehan dan penyakit Simmonds
2. Tumor;
-
Adenoma Basofil
(penyakit cusing)
-
Adenoma Asidofil
(Akromegali,Gigantisme)
-
Adenoma kromofob
(Sindrom Forbes- Albright)
e. Gangguan
Gonad
1. Kelainan
kongenital:
-
Disgenesis ovarii
(Sindrom Turner)
-
Sindrom Testicular
Feminization
2. Menopause
prematur
3. The
intensif ovary
4. Penghentian
fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang, dsb.
5. Tumor
sel- Granulosa, Sel –teka, sel-Hilus, Adrenal, Arenoblastoma.
f. Gangguan
glandula suprarenalis
1. Sindrom
adrenogenital
g. Gangguan
Pankreas (Diabetes melitus)
h. Gangguan
uterus, vagina,
1. Aplasia
dan hipoplasia uteri
2. Sindrom
Asherman
3. Endometritis
tuberkulosa
4. Histerektomi
5. Aplasia
Vaginae
i.
Penyakit-penyakit Umum
1. Penyakit
umum
2. Gangguan
gizi
3. Obesitas
Differential Diagnosa
No.
|
Kata Kunci
|
Amenore Kehamilan (Fisiologis)
|
Amenore
Patologis Skunder
|
Ket
|
1
|
Ny. 25 tahun
|
+
|
+
|
Masih
dibutuhkan pemriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose
|
2
|
Tidak haid 4
bln
|
+
|
+
|
|
3
|
Menarke 13 tahun
|
+
|
+
|
|
4
|
Siklus 29-31
|
+
|
+/-
|
10.
Penatalaksanaan
A.
Medikamentosa
• Obati
penyakit ibu yang memperberat kehamilan.
• Hindari
penularan mikroorganisme dari ibu ke janin.
• Hindari
obat-obat yang bersifat teratogenik.
• Pemilihan
obat-obatan yang sesuai dengan kondisi ibu dan janin.
B.
Nonmedikamentosa
• Hindari
polutan
• Hindari
trauma dan stress
• Yang paling penting adalah pemberian asupan gizi
yang baik selama masa kehamilan
C.
Asupan Gizi Ibu Hamil
• Trimester
I
– Ibu
memerlukan tambahan 100 kal per hari
– Protein
(71 gr); kalsium (1200 mg); Asam Folat ( 0,6-0,8 mg); Zat Besi ( 30 mg);
Magnesium ( 320 mg); Vit. B6 (2,2 mg); Vit. E (10 mg); Zinc (15 mg)
– Hindari
: vitamin A dosis tinggi, makanan yang terkontaminasi toksoplasma, ikan yang
mengandung metilmerkuri, kafein, alkohol.
• Trimester
II
– Tambahan
300 kal per hari dari normal
– Zat
besi (35 mg/hari/BB)
– Vit.
D untuk membantu penyerapan kalsium
• Trimester
III
– Tambahan
300 kal per hari dari normal
– Zat
Besi (39 mg/hari/BB)
D. Makanan
Yang Dianjurkan
• Karbohidrat
dan lemak sebagai sumber energi untuk menghasilkan kalori ada dalam sereal dan
umbi-umbian,
• Protein
dari daging tanpa lemak, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
• Mineral
dari buah-buahan dan sayuran.
• Vit.
B kompleks dari ragi, telur, susu.
• Vit.
D dari minyak ikan
• Vit.
E dari gandum dan sayuran
• Asam
folat sayuran berwarna hijau gelap terutama dari kembang kol dan brokoli.
• Zat
besi dari sayuran hijau
• Kalsium
terdapat dalam susu, sayuran, dan kacang-kacangan.
E. Penanganan
Morning Sickness
• Makan
dalam jumlah sedikit dan sering
• Hindari
makanan yang mengandung bumbu yang merangasang
• Mengkonsumsi
vitamin B6 sebagai anti emetik di awal kehamilan jika terjadi hiperemesis
gravidarum
• Jangan
biarkan perut dalam keadaan kosong atau lapar
F. Penanganan
Heartburn
• Hindari:
– Makan
larut malam
– Membungkuk,
mengangkat benda berat atau berbaring setelah makan
– Mengkonsumsi
teh, kopi, atau alkohol secara berlebihan
·
Tidur dengan posisi
kepala lebih tinggi
11.
Hubungan
menarke 13 tahun dengan tidak haid
Menarke 13 tahun menunjukkan bahwa
pasien mengalami gangguan tidak haid dikarenakan aminorea sekunder karena
terjadi berhenti haid setelah menarche atau pernah
mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.atau dapat pula
dikatakan bahwa tidak terjadinya
menstruasi selama 3 siklus atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus
menstruasi biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar